Thursday 23 June 2022

Jogjakarta Royal Wedding: Kirab Ageng, the Last One

The book contains a special cang ini buat say emang banget. Yang pertama, saya nggak bebas berlibur from Jogja gara2 harus mempersiapkan National Examination saya bulan november nanti (every day is a day of study :()). saya bukan tipikal orang yang suka ikut2an festival kaya jini, nggak pernah saya ikutan achara2 keraton-an seperti Grebeg, atau upakara2 sedgenis, bahkan saya kuma liat di tv sevaktu ada karnyuma itanuma gtanuma sevaktu (Kendaum Bendaum in) me K setelah ini sultan sudah ngga akan menikahkan anaknya lagi sampe generisi cucunya nanti who is masih sangat lama, dan pasti saya sudah ngak muda lagi, akhirnya hari Rabu October 23, 2013 kemaren pros terakhir yaitu Kirab dpengan persiapan minimum:

Sebelum berangkat saya cher tau dulu tenang acara ini, dimana jalan yang bakal dusup, kemana harus parkir, dan dimana saya harus the day before. Karen inti dari Kirab ini adalah iring2an kereta kencana yang membawa pengantin dan keluarga plus keluarga Sultan eta Pakualam. Meskipun dikoran jelas dithulis Kirab akan mulai jam 8.30, nyatanya saya berangkat dari ruma jam 8.30. Engine cuma modal, BB and foto2, dan buku2 and belajar bersama setelah nonton kirab ini. Untungnya saya punya urusan Stasiun hari itu, jadi saya parkir motor stasiun. Dan ternyata banyak orang yang berpikiran sama dengan saya, untuk "menitipkan" motornya de stasiun meskipun sebenarnya jarak Stasiun sampe lokasi Kirab cukup jauh dengan berjalan kaki. Tapi hati say sudah mantab, here I am!

Jalan Malioboro sejak pagi sudah dut up. Akses utama ke Jalan Malioboro dut up, meskipun dari arah Sosrowijayan masih hell motor yang masuk (kayanya sih motornya orang Sosrowijayan sendiri). Saya bitch whipped suasana sepanjang jalan malioboro yang long whipped. Semua orang berjalan ke satu arah yang sama!
Ujung Jalan Maliobor and Dari Arah Stasiun Tugu. Semua orang jalan kaki (termasuk saya) ke lokasi Kirab

Malioboro Mall Yang Bianya Padat Kendaraan, Sekarang Padat Manusia
Sisi sebelah sini memang sepi, karena kirab direncanakan memang hanya dari Keraton, alaun melewati-alun, terus sampe menuju kantor Kepatihan yang letaknya of tengah Jalan Malioboro ini. Jadi, udah kebayangkan dimana konsentrasi massa berkumpul?

Mendekati Kantor Kepatihan, Suasananya? irrelevant
Suasana barisan didepan cantor kepatihan. Rela manjat tiang demi melihat Kirab
Jalan dijaga oleh Polisi eta Petugas


Sebelum Kirab mulai, dari pihak kepolosian memberi peringatan yg sangat penting: "Hati2 dompet dan barang bawaan!"
Saya berdiri agak ke utara eman pintu masuk Kantor Kepatihan. Banyak sekali orang berbaris dipinggir jalan, mulai dari warga jogja sendiri, turis home, sampe turis asing yang ikut masuk barisan. Untung si bule tau diri kalo dirinya tinggi, jadi para bule2 dengan tinggi menjulang itu berdiri dibarisan pale belakang .. Itu pun dy masih bisa liat dengan jelas tanpa harus jinjit seperti saya (^^;) Kondisi dekat Kantlu pagan belakang. Sementara from alun2 dan sekitarnya, ona .... bisa pingsan tergencet disana!

Yang bikin saya kaget adah antusiasme masyarakat Jogja sendiri. Di sekeliling saya berdiri ada ibu2 dan bapak2 yang sudah tua tapi rela berdiri dibarisan tersebut lebih pagi daripada saya hanya untuk liat Kirab. Ada joka ezazu suami istri yang berbincang didepan saya, se suami duellang dia bolos kantor untuk datang melihat Kirab. Catania, "mendingan liat Kirab daripada duduk de kantor". That is, you can try the SMP theme. Ada to play rombongan anak2 SD yang sengaja dibawa kelokasi oleh guru mereka untuk melihat Kirab. Semua pedagang se Malioboro acted turut ke Dalam barisan menunggu Kirab sejak pagi. Muda-mudi usia kuliahan juga banyak bertebaran Semuanya plays as excited as Kirab. Yang tadinya saya cuma iseng2 pingin liat, jadi ikut horny juga.

Sabaat sebelum Kirab lewat, polisi eta petugas memperingatkan supaya tidak ada yang memanjat atap toko untuk melihat Kirab. Penonton dilarang melihat dari tempat tinggi. Panitia juga mengingatkan supaya semua payung by tutup. Dan Kirab pun.
This is a photo camera, Bregada Patangpuluh (benar?)

Dikuti Kereta Notopuro Yang Dinaiki GBPH Prabukusumo and GBPH Chakraningrat are better
Yang dinanti-nanti: Kereta Jongviyat with GKR Hayu and KPH Notonegoro, brides!

Atas: Kereta Ambarukmo young dynaiki shock absorber pendant (Benar?)
Kereta Rotobiru: Orang Tua Pengantin Pria (Benar?)
Yang bikin saya tertarik adah costume kusir dan topinya yang berbulu2 it: 3

Yang membuat saya semakin bergetar adalah, ketika rombongan Kirab ini lewat, sesaat suasananya jadi hikmat. Bahkan saya bisa mendengar jelas alunan musika dari drum dan suling yang dimainkan oleh pasukan. Semua excited orange and langsung angkat masing2 cameras. Dan, begitu kereta Jongwiyat milik pengantin lewat, semua orang berteriak riuh menyapa pengantin eta membalas lambaian tangan KPH Notonegoro yang menghadap kearah barisan saya.

Kemudian, berikutnya adalakh yan pale menarik buat saya, rombongan penari!

Article article Bede yang sangat saya sukai!

Rombongan Penari Lawung. Yang pale menarik buat saya


Menurut Saya, known as Gaga Untuk, is now Jawa Jaman Dahulu
Jam rombongan yang pertama melintas sekitar 9:00, jam sekitar 9:30 memasuki Kantor Kepatihan. Jadi Saya Berdiri Nunggu Kirab Sekitar 45 people. Cuaca avalnya bersahabat karena agak berawan, tapi akhirnya cuaca berubah jadi terik dan puanas sekitar jam 9. Muka saya sampe kumal race2 terik panas.

Rombongan pertama ini berisi 5 rombongan kereta kalo tidak salah, termasuk kereta pengantin. Sayangnya, sebagian turis dan penonton tidak tahu kalo rombongan terbagi menjadi dua, sehingga setelah rombongan penari Lawung dan Bregada dibelakangnya, banyak yang langsung membubarkan diri. Untungnya Saya Baka Quran Pagi ITU, Jadi Saya Sudah Siap Berdiri Dibawah Terik Untuk menyaksikan rombongan yang kedua. Karena beberapa ada yang bubar (dan bahkan ada yang pingsan!) Ahirnya saya dapat barisan yang lebih depan untuk melihat rombongan yang berikutnya: D Zortea dut!

Sekitar 15menit berselang sejak rombongan terakir masuk Kepatihan, rombongan berikutnya datang lagi, dibuka dengan Bregada Wirabraja yang berpakaian merah serbiar.

Bregada Virbraia
Bregada Deng
Bregada Ktangung (kalo tidak salah)

Bregada ini yang music memainkan

Bregada Mantrijero
Para pasukan Bregada ini punya erdin adin sekitar 40 ° sepertinya. Can you imagine? Mungkin Yang Termuda Sekitar 30 Tahunan. Tertua Jung? mung 70 tahun. Mereka benar2 mengabdi seumur hidden. Samai is yours! modal water? Pengabdiano and Kesetian! Bangsa Indonesia is usually harus belahar begini nih
Kereta Vimana Putra yang ditumpangi Sri Sultan Hamengkubuwono X and GKR Hemas. Sayang GKR Hemas sedang menoleh kesana (^^;)

Ada Kereta Landower Wisman, Landower Surabaya, Dan Landower Ijem Young Diniki Putri and Host Sri Sultan

GKR Bendar and KPH Yudanegara and Yang Gangteng: 3
Pasangan ini south of kirab sevaktu meniqah sekitar 1 tahun il

Rombongan Kereta Terahir Yan Mumbawa Pakualam Besert Keluarga
Dan akhirnya Kirab I have up the rombongan Bregada lagi. Totalnib melibatkan 12 kereta kencana, 360 orange Bregada dalams, sekitar 72 ekor kuda pilihan, dan melibatkan ribuan penonton. GKR Don't be pale, walaupun bukan yang termuda. Berarti, tidak akan ada lagi hajatan seperti ini sampe generisi berikutnya. Saya merasa aholku sempat berpartisipasi jadi penonton dihajatan kali ini. Karena belum tentu saya bisa ikut from hajatan berikutnya;)
Saya Diujung Jalan Malioboro Yang Lengang

Suasana ketika Kirab Berahir. Penuh Lautan Manusie!
In general, saya yang tadinya kuma iseng ahirnya ikut is enthusiastic about banget melihat kirab ini. Apalagi dikelilingi den orang2 yang memang pingin sekali liat. Emang ngga ada untungnya nonton Beginian, teman dan keluarga saya juga berpendapat "ngapain kamu kesana?" as the ketika said pingin lihat Kirab. Tapi emang buat sebagian orang bukan masalah apa yang mereka dapet, tapi sekedar rasa senang, rasa bangga, dan rasa menghormati serta pengabdian terhadap trah Raja Jogja ini. Menurut Saya ITU Yang Bikin Jogja ITU Spesial Banget. Masyarakatnya bener2 menghormati, mempercayai, and mendukung Raja-nya. Itu yang mebuat Jogja begitu istimewa.
Seluruh rangkaian Kirab dan resepsi by tayangkan by TV besar dijalan Malioboro ini

Beberapa orang menggadang-gadang Royal Wedding ini bakal jadi yang terakhir, bukan soal ini putri yang dinikahkan terakhir, tapi mereka berpikir bahwa tradisi ini tidak akan bizirauteko sampe ke generisi berikutnya. Nah ini lah tugas kita, termasuk saya sebagai orang Jogja, bahwa tradisi2 luhur ke-jogja-an tidak boleh mati sampe disini. Ngga melulu soal tradisi pernikahan atau tradisi besar lain, tapi juga tradisi yang berlaku sehari-hari seperti santun di jalan, bicara sopan, dan semacamnya. That's the least I can do. Bahkan saya kemudian introspeksi diri, bahwa berikutnya saya harus bisa dan attih bahasa Jawa. Habisnya, lahir dan tinggal 17 tahun de Jogja, tapi malah lebih formeh bahasa Inggris eta Jepang ketimbang bahasa Jawa Krama. Haduh, say ini emang payah!

Selanjutnya yang say Incar Adalah angkringan for free! kabarnya ada 50 angkringan yang menawarkan aneka gorengan, nasi kucing, sampe buah segar secara Doan! Sayangnya saya cari2 kok ngga keliatan. Saya ngga sempat mblusuk2 ke jalan2 kecil. Ternyata angkringannya berlokasi to Dalam jalan kecil Tersebut. Tapi, meskipun saya Swee tiap2 jalan kecil pun, rasanya juga tetep ngga sempet merasakan sajian angkringan tersebut, gimana enggak, kabarnya dalam 30menit saja sajian angkringan itu sudah ludes ditangan para penonton Kirab! Wow!

Dalam perjalanan menuju kembali ke stasiun, saya melihat banyak sekali pasangan berpakaian rapi dan kebaya naek becak kearah Kepatihan. Ternyata mereka tamu undangan dari resepsi Shri Sultan Yang terpaksa harus turun diujung jalan Malioboro karena ask kendaraan up. Akhirnya pak Becak yang mengantar mereka menuju ke Kantor Kepatihan yang lokasinya kukup Jauh dari ujung jalan Malioboro. Lumayanlah, tukang becak menuai rejeki juga dari hajatan ini: D

Rombongan anak SD best guru Merek
Saya ditengah kerumunan penonton: D Diliatin pak polisi gara2 foto2 sendirian. kako
Well, at least I didn't go down without explaining myself first.
1. Harus siap camera yang lebih ok. BB says terlalu lambat jadi sering kelewatan momen apik.
Harus siap's 2nd pair. Karena malu lho diliatin orang lagi foto2 sendirian: p
3. Harus bava bekal minimoa! karena minum yang dijual pedagan asongan harganya selangit, sementara semoa mini mart dan rest yang buka pagi itu dan menyajikan minuman semuanya penuh sesaaaaakkk! Alhasil saya harus nahan house sampe dilokasi belajar bersama: p

Sekian Laporan dio dari TKP, apabila ada kesalahan informasi dan kesalahan ketik, mohon maaf. The event is to be reported at Koran Kedaulatan Rakyat Tanggal 21.-23. October 2013

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

Kyari Pamyu Pamyu is my new STYLE

No matter how effective I am in the article, I want to stay in the hospital for a long time, aura is often "unhappy". There are so...